Depok, Detik Kriminal – Berbagai Permasalahan muncul dalam pelaksanaan SPMB tahun 2025 diberbagai Sekolah Jenjang SMA/SMK Negeri di Propinsi Jawa Barat yang salah satunya di Kota Depok, mulai dari jalur Afirmasi hingga PAPS yang dicanakan oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Khusus Permasalahan utama dalam SPMB 2025 di SMAN 2 Kota Depok, berpusat pada dugaan Praktik jalur Afirmasi KETM dan PAPS, dimana siswa yang tidak terdaftar pada jalur Afirmasi tersebut, justru diloloskan.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, diduga ada beberapa orang calon siswa yang tidak mendaftar pada jalur KETM, tetapi tetap lolos dalam seleksi di jalur tersebut.
Lain dari itu Titik Koordinat yang bisa dirubah, sehingga memunculkan dugaan adanya ‘permainan’ disekolah tersebut.
Dari Data yang diterima oleh Redaksi Media cyber detikkriminal.id, setidaknya ada 4 orang calon siswa yang kini telah diterima di SMAN 2 Depok melalui jalur KETM, lolos seleksi dengan jarak rumah ke sekolah yang sama.
Keempat siswa tersebut masing masing terdaftar dengan Nomor Pendaftaran 0016X dari SMP Ganesha Satria, 0024X dari SMPN 33 depok, 0039X dari SMPN 33 depok dan 0020X dari SMPN 33 depok.
Keempat siswa tersebut, memilik jarak tempuh dari rumah mereka ke SMAN 2 Depok yakni 89,075 meter.
Yang menimbulkan pertanyaan publik, apakah keempat siswa tersebut tinggal dirumah yang sama ? Jika mereka tidak bertempat tinggal dirumah yang sama, tentu sedikit banyak pasti ada perbedaan dengan jarak tempuh dari rumah mereka ke SMA Negeri 2 Depok.
Dari asumsi publik yang muncul,Tim Media ini menyambangi SMAN 2 Depok dengan harapan bisa mendapatkan informasi langsung dari Kepala SMAN 2 Depok Dr Wawan Ridwan S.Pd M.Si.
Namun pada saat kunjungan pertama, Tim hanya diterima oleh Waka bidang Sapras yakni Abung, hal ini dikarena Kepala Sekolahnya tidak berada ditempat.
Informasi dari Waka Bidang Sapras ini, dianggab masih kurang jelas oleh Tim Redaksi, sehingga dilakukan kembali kunjungan ke dua pada tanggal 25 Agustus 2025.
Dalam kunjungan kedua ini, ternyata Tim masih belum bertemu dengan Kepala sekolah SMAN 2 Depok, yang katanya Sakit dirumahnya di Cianjur.
Kedatangan Tim yang kedua kalinya ini, diterima oleh Wakasek Kesiswaan Sri Lelis.
Dari Informasi Sri Lelis diketahui, Jumlah siswa SPMB 2025 disekolah Mereka, per kelasnya sebanyak 48 orang dengan 12 Kelas.
Namun dari data dapodik di Propinsi Jawa Barat yang diterima oleh Redaksi, pertanggal 21 Agustus 2025, ternyata Jumlah siswa SPMB atau kelas X, ternyata siswa SMAN 2 Depok 2025 ini adalah 44 orang perkelasnya dengan 12 Rombel, jadi ada seleisih 4 orang setiap rombelnya.
Jika 4 orang siswa tersebut dikalikan dengan 12 Rombel, maka hingga tanggal 25 Agustus 2025, jumlah siswa yang belum terdaftar di Dapodik Propinsi Jabar yang berasal dari SMAN 2 Depok adalah sebanyak 48 orang.
Sementara itu, Kepala SMAN 2 Depok Dr Wawan Ridwan S.Pd,M.Si yang dihubungi melalui saluran telepon pada hari Jumat 29 Agustus 2025 mengatakan, bahwa memang benar masih ada yang belum Singkron datanya, karena masih terkendala dengan data Emis siswa yang berasal dari MTs, sebab data Emis tersebut belum bisa ditarik ke dapodik
Saat ditanya, apakah 48 orang siswa yang belum terdaftar di Dapodik namun telah mengikuti KBM di SMAN 2 Depok, kesemuanya berasal dari sekolah MTs ? Wawan menjawab tidak semua.
Menurut keterangan dari Narasumber yang minta dirahasiakan identitasnya mengatakan, kuat dugaan diantara Siswa yang berasal dari MTs tersebut, ada juga ” siswa titipan” dari oknum tertentu.
” Saya sangat yakin, setidaknya ada beberapa orang diantaranya merupakan siswa titipan dari Oknum tertentu, melalui jalur PAPS, dan untuk melegalkan Siswa tersebut, maka singkronisasi akan dilakukan di akhir akhir masa Cut Off Dapodik yakni 31 Agustus 2025 ” ujar Nara sumber.
Sementara itu disisi lain, para orang tua yang anaknya Gagal diterima di SMAN 2 Kota Depok, mendesak Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan dan Ombudsman melakukan Audit menyeluruh terhadap Pelaksanaan SPMB tahun 2025 di SMAN 2 Kota Depok, agar permasalahan ini tidak hanya sebatas dugaan, melainkan menjadi bukti dilapangan.
(Redaksi)